Culture Shock Saat Sekolah di Amerika, Iqbaal Ramadhan: Ada Kebebasan yang Begitu Besar

Muzweek.net – Culture Shock Saat Sekolah di Amerika, Iqbaal Ramadhan: Ada Kebebasan yang Begitu Besar. Artis Iqbaal Ramadhan akui alami culture shock saat datang di Amerika Serikat. Sebagai info, Iqbaal Ramadhan menuntaskan sekolah menengah atasnya di United World Colleges (UWC), New Mexico sepanjang 2 tahun.

Iqbaal tinggal dalam suatu asrama bersama seorang senior. Sekolah tempat Iqbaal mengenyam pengajaran terima 200 pelajar dari 90 negara berlainan. Kata Iqbaal, salah satunya culture shock yang ia rasakan pada awal kehadirannya ke Amerika Serikat ialah pertemanan bebas.

Saya cukup punyai culture shock sich sejujur-jujurnya saat tujuannya ngelihat ada kebebasan yang begitu besarnya, yang diberi sama kita, kata Iqbaal diambil Kompas.com dari YouTube HAHAHA TV, Rabu (16/2/2022). Beberapa hal yang umumnya cuman disaksikan dalam film seperti budaya acara pesta ternyata betul-betul terjadi di lingkungan sekolah Iqbaal.

Lebih kurang seperti apakah tadi lu ngomong, menonton film ada party-nya, di dunia riil itu terjadi, sebut Iqbaal. Kebebasan pertemanan itu membuat beberapa pelajar tidak kuat mengendalikan diri sampai usai dikeluarkan dari sekolah.

Iqbaal di Amerika ia cuman ambil enam mata pelajaran saja

Semua beban tanggung-jawab berada di situ kan, khususnya apa lagi jika bisa scholarship dengan beban akademik yang cukup berat kurikulumnya, ditambah lagi lifestyle dan culture yang lain sekali, darimanakah lu tiba kan dan dipadukan culture-nya dari semua dunua, sebut Iqbaal.

Disamping itu, kurikulum pengajaran di Amerika benar-benar berlainan dengan Indonesia. Saat di Indonesia pelajar dituntut mempelajarai 13 mata pelajaran, kata Iqbaal di Amerika ia cuman ambil enam mata pelajaran saja. Dua mata pelajaran yang diambil Iqbaal salah satunya teater dan experimental science.

Banyak anak-anak di situ yang kemungkinan secara akademis getho ya kemungkinan kurang berprestasi, di paper based tes, tetapi di negaranya mereka rupanya they’re someone doing something, sebut Iqbaal.

Di-support sekali sama sekolah, lu ingin ngapain tuch silahkan sekali, katanya kembali. Sebagai info, Iqbaal lulus dari UWC pada 2018 lalu. Selanjutnya pada 2019 Iqbaal meneruskan kuliah di Monash University, Melbourne Australia.

From Condet to New Mexico, Iqbaal Ramadhan Ungkapkan Alami Culture Shock

Culture Shock Saat Sekolah di Amerika, Iqbaal Ramadhan: Ada Kebebasan yang Begitu Besar

Vokalis sekalian artis, Iqbaal Ramadhan paparkan awal mula tempuh pengajaran di Amerika sepanjang dua tahun.

Salah satunya narasi yang memikat ialah, Iqbaal Ramadhan akui bila rekan-rekan sekolahnya rupanya mendalami latar belakang hidupnya sebagai vokalis Coboy Junior waktu itu.

Tetapi mereka pada ngulik, jadi saat sebelum saya tiba (latar belakang diulik), kata Iqbaal Ramadhan diambil dari saluran YouTube HAHAHA TV, Rabu (16/2/2022).

Diutarakan Iqbaal Ramadhan karena akibat di sekolah itu harus tinggal di asrama dan tinggal bersama senior, karena itu beberapa kakak kelas itu akan cari tahu lebih dulu latang belakang pendatang baru.

Kan jika lu sudah jadi senior, demikian ada adik kelas yang tiba yang ingin jadi roommate lu, lu kan sudah tahu namanya. Lu dapat mencari facebooknya, terus demikian roomamate saya tahu ini saya langsung seperti ‘A****g ini siapa nih’ papar Iqbaal Ramadhan.

Condet ke New Mexico America Iqbaal Ramadhan benar-benar alami culture shock

Datang dari salah sekolah yang berada di wilayah Condet Jakarta Timur dan berpindah sekolah ke New Mexico America, untuk Iqbaal Ramadhan waktu itu benar-benar alami culture shock yang mengagumkan di negara itu.

Iqbaal Ramadhan menerangkan jika culture shock atau gegar budaya yang paling ia alami ialah saat menyaksikan keadaan di mana anak-anak di sekolah itu diberi kebebasan.

Di sekolah itu, Iqbaal Ramadhan sampaikan jika ada sekitaran 200 orang pelajar yang dari 90 negara, di mana rerata umurnya berumur 18-21 tahun.

Dan dia juga memvisualisasikan jika situasi di asrama sekolahnya lebih kurang sama yang berada di film.

Tujuannya lebih kurang, apa yang di, itu lah yang lu ngomong, seperti menonton film, ada party-nya . Maka kitanya, itu terjadi sich, tutur Iqbaal Ramadhan.