Mengenal Reog Ponorogo Kebudayaan Jawa Timur

muzweek.net – Kesenian tradisionil Jawa Timur salah satunya yaitu Reog Ponorogo.

Sebuah seni pementasan yang kental dengan beberapa hal bau mistis dan pengetahuan spiritual. Sama seperti yang terisyaratkan pada namanya. ini ialah kesenian yang dari Kabupaten Ponorogo.

Identitas reog juga benar-benar menempel dengan kabupaten yang bersebelahan dengan provinsi Jawa tengah itu. Selainnya mendapatkan panggilan Kota Reog atau Bumi Reog, pernak-pernik reog banyak juga menyebar di Ponorogo, terhitung di gerbang pintu masuk daerahnya.

Sebetulnya, selainnya di Ponorogo, istilah Reog sebagai wakil nama dari kesenian yang ada di Jawa barat dan Jawa tengah. Di Jawa Barat, reog ialah nama dari kesenian tradisionil Sunda yang mengikutsertakan 4 orang dengan mainkan gendang.

Adapun di Jateng, ada kesenian reog yang dari Kabupaten Brebes yang pemainnya ialah 2 orang bertopeng. Sayang seni reog yang berada di ke-2 propinsi itu sudah jadi atraksi sangat jarang karena jarangnya keinginan tampil.

Penyuguhan Seni Reog Ponorogo

Penyuguhan Seni Reog Ponorogo

Penyuguhan Seni Reog Ponorogo – Dalam pertunjukannya, sebelumnya reog dibuka oleh 2-3 tarian pembuka. Tarian pertama ditarikan oleh 6-8 penari pria kenakan pakaian serba hitam yang lebih memvisualisasikan figur singa pemberani. Untuk performa seterusnya umumnya ialah Tari Jaran Kepang.

Tari Jaran Kepang atau Jathilan mengikutsertakan 6-8 gadis yang naiki kuda mainan dari anyaman bambu atau Kuda Lumping. Pada beberapa pementasannya, sesudah ke-2 tarian di atas, kadang ada performa Tari Lajang Ganong atau Ganongan.

Penari Ganongan ialah seorang anak kecil yang berakting lucu. Sesudahnya baru tampil episode pokok yang didalamnya tergantung pada keadaan di mana seni reog terlaksana. Tidak seperti kesenian lain, episode Reog Ponorogo tidak mempunyai skenario yang tersusun rapi.

Dalam performa Reog Ponorogo akan ada selalu hubungan antara pemain dan dalang. Bahkan juga, tidak tutup peluang pemirsa ikut. Sering seorang pemain yang panggung, karena kecapekan harus ganti dengan pemain yang lain.

Episode penutup Reog ialah Singo Barong. Penarinya menggunakan kedok kepala singa bermahkota bulu-bulu burung merak seberat 50-60 kg dan didukung cukup dengan gigi. Latihan berat dan religius seperti puasa dan tapa yang memungkinkannya kekuatan itu.

Figur-Tokoh Reog Ponorogo

Jathil

Jathil – Prajurit Naik kuda sebagai sisi dari pergelaran seni Reog. Jathilan sebagai tarian yang memvisualisasikan kecakapan beberapa prajurit yang latihan di atas kuda. Beberapa penari Jathilan membawa tarian ini secara berpasangan keduanya. Baca Kesenian Jaranan.

Warok

Warok – Datang dari kata wewarah yang memiliki arti seseorang yang memiliki kemauan suci, memberi bimbingan dan pelindungan tanpa maksud tertentu. Istilah dengan bahasa Jawa mengatakan jika Warok ialah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya wewarah).

Maknanya, seorang jadi warok karena sanggup memberikan panduan atau edukasi ke orang lain mengenai hidup yang bagus. Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laris, lan wus menep ing rasa (Warok ialah orang yang prima laris hidupnya, dan sampai pada endapan batin).

Barongan

Barongan – (Dadak merak) sebagai perlengkapan tari yang paling menguasai dalam kesenian Reog Ponorogo Jawa Timur. Kedok ini terbagi dalam kepala harimau (caplokan) yang dibuat dari rangka kayu, bambu, dan rotan yang tertutup kulit Harimau Gembong.

Dadak Merak, rangka dibuat dari bambu dan rotan sebagai tempat mengatur bulu-bulu merak. Bulu-bulu itu teratur sebegitu rupa untuk memvisualisasikan satu ekor merak sedang meningkatkan bulu-bulunya dan menggigit untaian manik-manik (tasbih).

Krakap dibuat dari kain beludru warna hitam dengan sulaman monte yang disebut aksesori dan tempat tuliskan identitas grup Reog. Dadak Merak ini memiliki ukuran panjang sekitaran 2,25 mtr., lebar sekitaran 2,30 mtr., dan beratnya nyaris 50 kg.

Kelono Sewandono

Kelono Sewandono atau Raja Kelono ialah seorang raja yang sakti mandraguna. Dia mempunyai pusaka unggulan berbentuk cemeti atau pecut yang paling baik dengan panggilan kyai cambuk samandiman.

Kemana sajakah pergi si raja yang ganteng dan masih terbilang muda ini selalu bawa pusaka itu. Pusaka ini berperan membuat perlindungan dianya. Keperkasaan seorang Kelono Sewandono tergambarkan dalam tarian dengan pergerakan yang gesit dan berwibawa.

Lajang Ganong (Ganongan)

Lajang Ganong (Ganongan) – Sebagai Patih Pujangga Anom yang disebut salah satunya figur yang enerjik, kocak sekalian memiliki ketrampilan dalam seni bela diri. Lajang Ganong memvisualisasikan figur seorang patih muda yang cekatan, berkeinginan keras, cerdas, jenaka dan sakti.

Sepintas Riwayat Kesenian Reog

Sepintas Riwayat Kesenian Reog – Ada berbagai versus yang berkembang berkenaan riwayat seni reog di Jawa Timur. Narasi terkenal yang mendasari Reog Ponorogo ialah narasi perlawanan Ki Ageng Kutu, abdi kerajaan pada periode Bhre Kertabhumi (Raja Majapahit ke-15).

Selainnya kuatnya dampak istri raja yang dari Tiongkok, pemerintah yang korup jadi pemicu perlawanan. Ki Ageng Kutu tinggalkan Majapahit dan membangun perguruan yang mengajari seni beladiri, pengetahuan kebal dan pengetahuan kesempurnaan ke golongan muda.

Karena mengetahui pasukannya terlampau sedikit bila harus menantang pasukan kerajaan, Ki Ageng Kutu membuat kesenian Reog agar sampaikan pesan diplomatisnya. Otomatis, atraksi Reog terbentuk sebagai “kritikan” ke Raja Kertabhumi.

Atraksi Reog jadi langkah Ki Ageng Kutu untuk membuat perlawanan warga lokal memakai ketenaran Reog. Kedok Singa Barong sebagai lambang Raja Kertabhumi. Dan di atas kedok itu sudah tertanam kipas memiliki ukuran raksasa.

Kipas itu dibuat dari bulu-bulu merak sebagai lambang kuatnya dampak cina pada Raja Majapahit. Dalam pada itu, Jathilan oleh beberapa penari gemblak menyaratkan kemampuan pasukan kerajaan, sebagai perbedaan yang kontras dengan warok.

Warok ada dibalik kedok badut merah jadi lambang Ki Ageng Kutu. Warok ialah pengambaran mengenai perjuangan seorang diri. Ki Ageng Kutu menyokong berat kedok singa barong yang beratnya capai lebih dari 50 kg, cukup dengan memakai giginya.

Seiring waktu berjalan, atraksi kesenian Reog oleh Ki Ageng Kutu juga makin terkenal dalam masyarakat. Reputasi itu mengakibatkan Raja Kertabhumi serang perguruan Ki Ageng Kutu dengan keinginan dapat hentikan perlawanannya.

Peralihan Narasi dalam Reog

Peralihan Narasi dalam Reog – Walau ada larangan mengajari mengenai warok di perguruannya, siswa-murid Ki Ageng kutu masih tetap meneruskannya secara sembunyi-sembunyi. Adapun kesenian Reog sendiri masih bisa tampil karena menjadi atraksi yang terkenal dalam masyarakat.

Kesenian Reog bisa tampil tetapi pada jalan narasi yang mempunyai jalur baru. Dalam pementasannya ada penambahan berbentuk watak-karakter dari narasi rakyat Ponorogo yakni Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.

Di saat ini jalan cerita sah Reog ponorogo ialah narasi berkenaan Raja Ponorogo yang punya niat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning. Dalam ceritanya, di tengah-tengah perjalanan dia dihadang oleh Raja Singabarong dari Kediri yang berpasukan merak dan singa.

Dari faksi Kerajaan Ponorogo ada Raja Kelono dan wakilnya, yaitu Lajang Anom. Ke-2 nya dijaga dengan seorang warok (pria yang kenakan pakaian hitam-hitam dalam tariannya). Menariknya, warok ialah seorang sakti yang mempunyai pengetahuan hitam yang mematikan.

Semua tarian dalam kesenian Reog Ponorogo sebagai tarian perang memvisualisasikan perang di antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo. Ke-2 kerajaan sama-sama beradu pengetahuan hitam. Biasanya beberapa penari pada kondisi “kerasukan” saat menggelar tariannya.