Nach Lo! George Soros Singgung Perang Dunia 3, Telah Dekat?

Jakarta, Muzweek.net – Miliarder terpenting George Soros menyentuh masalah Perang Dunia 3 (World War 3/PD III). Ini dilaksanakan investor kakap itu saat memiliki pendapat masalah gempuran Rusia ke Ukraina.

Dia berkata perselisihan ke-2 negara sebagai awalnya dari Perang Dunia 3. Hingga langkah terbaik untuk “melestarikan” peradaban bebas dengan menaklukkan pasukan Presiden Vladimir Putin.

Hal tersebut dikatakan oleh Soros yang sekarang ini berumur 91 tahun dalam pidatonya untuk tatap muka tahunan World Economic Forum(WEF) di Davos, Swis pada Selasa (24/5).

Soros menyebutkan perang Ukraina sebagai sisi dari perjuangan yang bertambah luas di antara warga terbuka dan warga tertutup seperti China dan Rusia yang populer.

“Agresi itu kemungkinan sebagai awalnya dari Perang Dunia Ke-3 dan peradaban kita kemungkinan tidak bertahan,” kata Soros, seperti diambil Reuters.

“Langkah terbaik dan kemungkinan salah satu untuk melestarikan peradaban kita ialah menaklukkan Putin selekasnya mungkin. Tersebut pokoknya,” lebih ia.

Rusia memperlancar agresi ke Ukraina pada 24 Februari 2022

Nach Lo! George Soros Singgung Perang Dunia 3, Telah Dekat?

Soros menjelaskan, sekarang ini Putin mengetahui jika “operasi militer khusus” yang dia luncurkan pada Ukraina ialah sebuah kekeliruan. Dia percaya jika Putin tengah siap-siap untuk membicarakan gencatan senjata.

“Tetapi gencatan senjata mustahil terwujud karena ia tidak dapat dipercayai. Makin kurang kuat Putin, makin tidak tersangka ia,” sebut Soros.

Dalam masalah ini, Soros menjelaskan, Uni Eropa harus pahami jika Putin dapat mematikan dari keterikatan block itu pada gas alam Rusia.

Rusia memperlancar agresi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, yang saat ini telah tewaskan beberapa ribu orang, membuat juta-an orang jadi pengungsi dan memunculkan khawatir pada konfrontasi yang lebih serius di antara Rusia dan Amerika Serikat semenjak kritis rudal Kuba pada 1962.

Presiden Putin menjelaskan Amerika Serikat sudah memakai Ukraina untuk memberikan ancaman Rusia dengan meluaskan NATO. Moskow harus bela penindasan pada masyarakat yang berbahasa Rusia. Ukraina dan sekutunya di barat, menampik argumen Putin ini dengan mengatakan argumen tidak berdasarkan untuk serang sebuah negara berdaulat.