Putin Berasa Jadi Korban Cancel Culture oleh Negara Barat

muzweek.net – Presiden Rusia yakni Putin mendakwa jika beberapa negara Barat sedang berusaha untuk lakukan cancel culture ke Rusia, dimulai dari beberapa karya komposer besar Rusia seperti Pyotr Tchaikovsky, Dmitri Shostakovich dan Sergei Rachmaninoff dan yang lain.

Dalam tatap muka dengan figur budaya pada Jumat (25/3), Putin selanjutnya memperbandingkan apa yang dirasakan oleh Rusia pada sekarang ini dengan perlakuan Nazi di tahun 1930-an.

Di hari ini, mereka (Barat) sedang berusaha untuk lakukan cancel culture ke kami sebut Putin.

Cancel culture jadi makin riil kami alami

Saya mengulas berkenaan makin besarnya diskriminasi hal yang terkait dengan Rusia. Ini makin terjadi di beberapa negara Barat. Cancel culture jadi makin riil kami alami, dengan misalnya ialah larangan komposer dan buku yang dicatat oleh Rusia sebut sambungnya.

Akhir kali berlangsungnya kampanye besar untuk merusak semua budaya—terjadi di zaman Nazi—sekitar 90 tahun lalu—dimana banyak buku dengan menyengaja dibakar sebutkan Putin, memperbandingkan dengan Nazi.

Sejak Putin memperlancar operasi militer di Ukraina pada 24 Februari lalu, negara Barat memberi banyak ancaman ke Rusia yang selanjutnya makin menambah Moskow terisolasi, dimulai dari olahraga sampai budaya.

Selainnya Nazi, Putin memberi contoh cancel culture pada JK Rowling yang disebut penulis dari mahakarya Harry Potter.

Baru saja, penulis populer yakni JK Rowling—penulis buku yang laris juta-an bikin di semua dunia—mengalami cancel culture karena tidak memberikan kepuasan penggemarnya berkenaan gender freedom sebut Putin.

JK Rowling Tanggapi Pidato Vladimir Putin Tentang Masalah Cancel Culture

Putin Berasa Jadi Korban Cancel Culture oleh Negara Barat

Penulis ternama asal Inggris JK Rowling mencela Vladimir Putin karena menyamai tanggapan dunia pada Rusia dengan kritiknya berkaitan cancel culture. Rowling menyikapi pengakuan presiden Rusia itu lewat Twitter pada Jumat (25/3/2022).

Kritikan pada cancel culture ala-ala barat tidak sepantasnya dilaksanakan oleh mereka yang sekarang ini menghajar masyarakat sipil, yang memenjarakan dan meracuni beberapa kritikus di negaranya, kata Rowling, seperti dikutip dari Ace Showbiz, Ahad (27/3/2022).

Rowling mencela agresi Rusia ke Ukraina dengan menambah tagar #IStandWithUkraine dan mengupload link ke artikel BBC News 2021 mengenai praktisi antikorupsi Alexei Navalny yang dipenjara. Penulis novel Harry Potter itu menyumpah perlakuan yang sudah dilakukan Putin karena dipandang menyalahi hak asasi manusia.

Sehari sesudah agresi Rusia, Rowling menjadi satu diantara figur langsung turun tangan dengan ajak fansnya untuk menggalang dana. Bantuan diutamakan untuk menolong beberapa ribu anak panti bimbingan yang terimbas agresi Rusia.

Putin mengeklaim jika negaranya jadi korban cancel culture

Awalnya, dalam sebuah pidato yang ditayangkan di tv Rusia, Putin mengeklaim jika negaranya jadi korban cancel culture dari beberapa negara Barat. Ia selanjutnya menyentuh bagaimana JK Rowling alami hal sama sesudah melemparkan komentar polemis anti-LGBTQ.

Cancel culture disimpulkan sebagai budaya menggagalkan atau boikot seorang yang dipandang lakukan suatu hal tidak patut atau menyentuh. Deretan selebritas pernah merasakannya karena tidak satu suara dengan barisan sebagian besar.

JK Rowling belakangan ini diboikot karena hanya ia tidak melawan dengan ide kebebasan gender. Ini hari, mereka coba boikot negara berumur 1.000 tahun, rakyat kita. Saya bicara mengenai bertambahnya diskriminasi dari segala hal yang terkait dengan Rusia, mengenai trend yang berjalan di beberapa negara barat, kata Putin.

Putin selanjutnya memperbandingkan kondisi sekarang ini dengan masa keemasan Nazi. Menurutnya, pada perang dunia II Amerika Serikat pernah memberikan dukungan pembakaran beberapa buku yang mempromokan Nazi dan membenci segalanya bau Jepang.

Komposer Tchaikovsky, Shostakovich, dan Rachmaninov jangan berada di poster, sementara beberapa buku penulis Rusia dilarang. Akhir kali kampanye besar untuk merusak literatur yang tidak memberikan keuntungan dilaksanakan oleh Nazi di Jerman nyaris 90 tahun lalu, kata Putin.