Tawarkan Penyeling Alternatif untuk Masyarakat di tengah-tengah Pandemi

muzweek – Pandemi covid-19 ang sedang berjalan sampai saat ini di Indonesia lokasi-lokasi selingan masih tetap dilarang bekerja. Salah satunya adalah bioskop yang setop bekerja sejak awalannya Maret tempo hari. Walaupun sebetulnya di saat sulit, masyarakat membutuhkan penyeling agar tidak stress.

Permasalahannya adalah membuka tempa penyeling seperti bioskop bukan keputusan yang cocok karena dikuatirkan akan timbulkan klaster baru covid-19. Karenanya, Catchplay kerja bersama dengan PT Prima Cinema Multimedia, afiliasi distribusi Cinema XXI Group, dan jaringan bioskop CGV Cinemas, afiliasi dari CJ Atraksi Group usaha memberikan penyeling alternatif ke masyarakat dengan siarkan secara pertama lima film box office terbatas.

“Kami suka dapat datangkan beberapa film terbaik di pasar, yang semoga tak pernah habis untuk dicicip dari rumah, bahkan untuk penggemar film hard-core sekalipun,” papar Group CEO Catchplay, Daphne Yang. “Untuk penuhi kepentingan masyarakat selama hidup ini, penting buat kami untuk merasakan cara alternatif selalu untuk datangkan film baru ke pangkalan,” tuturnya.

Hal selaras disebut CMO Catchplay+ Roy Soetanto. Bedanya, saat ini mereka dapat menyaksikannya di kamar tamu yang aman, dengan kualitas HD di monitor apa yang nyaman buat mereka dan tidak perlu kuatir pandemi.

” Pengguna di Indonesia, kata Roy, dapat cicipi servis mereka melalui website, unduhan program dari Android PlayStore, Appstore, dan melalui kerja-sama dengan beberapa operator seperti IndiHome (Telkom), First Media, XL Home, Transvision; atau pangkalan smart TV seperti MiTV. Adapun permasalahan harga sewa hanya Rp15.000 atau Rp22.000 (sebelum pajak) per film.

Bioskop Kembali Dibuka dengan Proses Kesehatan yang Ketat

Ada banyak hal yang terdampak langsung pandemi COVID-19, terhitung satu diantaranya subsektor ekonomi inovatif: film, animasi dan video. Permasalahannya sejak dipublikasi ada COVID-19 pada 2020, ada banyak film yang jadwal penyeluncurannya telat. Ini disertai dengan penutupan bioskop-bioskop di Indonesia.

Bahkan, dibukanya kembali bioskop ini hasilkan hasil cukup mencengangkan. Permasalahannya sejak dibuka kembali bioskop pada 23 Februari 2021, film Indonesia sukses menarik 390.409 penonton ketika pandemi.

Dari situlah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Inovatif/Badan Kepala Pariwisata dan Ekonomi Inovatif (Kemenparekraf/Baparekraf), optimis angka itu akan terus naik, dan mengajak penonton melalui kampanye #KembaliKeBioskop.

Tawarkan Penyeling Alternatif untuk Masyarakat di tengah-tengah Pandemi

Pada 30 Mei 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Inovatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Inovatif Sandiaga Salahuddin Uno mengadakan acara melihat bersama film “Tjoet Nja’ Dhien” (1988) yang awalannya telah lalui proses restorasi komplet di Belanda.

Menparekraf Sandiaga Uno menerangkan, acara melihat bersama ini selain sebagai cara untuk merayakan kembali pencapaian satu diantaranya film terbaik kreativitas anak negeri, sebagai segi dari menggalakkan kampanye #KembaliKeBioskop.

Kampanye #KembaliKeBioskop sebagai aktualisasi dari semangat untuk memulai kembali kegiatan menyaksikan di bioskop, dan yakinkan bila bioskop aman serta nyaman, dengan implikasi proses kesehatan dari segi kebersihan, kesehatan, keamanan dan keberlanjutan lingkungan.

Dengan minat yang tinggi, pembukaan kembali bioskop Indonesia diharapkan dapat sesegera menggeliatkan kembali roda ekonomi untuk beberapa artis industri inovatif film di Indonesia.

Proses Melihat Film di Bioskop saat Pandemi

Sebenarnya, saat ini kita tidak perlu takut untuk mengawali melihat bioskop. Ini karena oleh bioskop telah mengimplementasikan proses kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) secara ketat dan disiplin.

Memang, kita tidak bisa menyaksikan seenaknya seperti dulu. Ada beberapa poin penting menjadi perhatian saat menyaksikan film di bioskop sejauh pandemi. Diawali dari harus memakai masker, bersihkan tangan atau menggunakan hand sanitizer, dan pengetesan suhu badan kurang 37,3 derajat celcius.

Selain itu, kekuatan bioskop hanya 25% dari kekuatan seharusnya. Kita diharuskan selalu menjaga jarak, dan duduk sesuai sama nomor yang tertera di ticket. Jika awalannya kita diperbolehkan untuk makanan dan minum dalam studio, sejauh pandemi hal tersebut tidak berlaku.

Selain itu, pihak bioskop juga kerjakan bermacam persiapan agar kita masih tetap aman serta nyaman. Bisa disebutkan standar proses kesehatan di bioskop sudah diterapkan dengan baik.

Seperti mengecek suhu tubuh setiap pengunjung, mengutamakan mekanisme pembayaran secara cashless, menyiapkan hand sanitizer tiap sudut ruangan, sampai penyiapan beberapa staf menggunakan alat pelindung diri: masker, sarung tangan, dan face shield.

Juga penting, pihak bioskop akan kerjakan pendataan penonton, seperti pencatatan nama, nomor smartphone, sampai enam digit angka pertama Nomor Induk Kependudukan (NIK). Buat kerjakan contact tracing jika terjadi hal yang tidak diharap.